Header Ads

test

FAKTOR PENYEBAB RUNTUHNYA PEMERINTAHAN ORDE LAMA

foto: bertha/GARASIteach

GARASIteach - Partai Komunis Indonesia merupakan salah satu partai politik besar di Indonesia yang dapat dikatakan dekat dengan pemerintahan Presiden Sukarno. Akan tetapi, tindakan pemberontakan yang dikenal dengan nama G 30 S/PKI membuat partai ini harus menjadi partai yang paling dibenci dan para anggotanya pun ditumpas di Indonesia.

Namun, sejak gerakan PKI berhasil ditumpas, Presiden Soekarno belum bertindak tegas terhadap G 30 S/PKI. Hal ini menimbulkan ketidaksabaran di kalangan mahasiswa dan masyarakat. Masyarakat Indonesia membenci PKI dan ingin segera menyingkirkan seluruh atribut dan segala hal berbau PKI dari Indonesia.


Karena merasa tidak puas terhadap tindakan Presiden Sukarno yang dianggap tidak tegas, maka pada tanggal 26 Oktober 1965 berbagai kesatuan aksi seperti KAMI, KAPI, KAGI, KASI, dan lainnya mengadakan demonsrasi.

Mereka membulatkan barisan dalam Front Pancasila. Di dalam kondisi ekonomi yang parah, para demonstran tersebut menyuarakan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Tritura ini disampaikan pada tanggal 10 Januari 1966.

Hari itu, para demonstran mendatangi DPR-GR dan mengajukan Tritura yang isinya:
1.    pembubaran PKI,
2.    pembubaran kabinet dari unsur-unsur G 30 S/PKI, dan
3.    penurunan harga.

Untuk menghadapi aksi mahasiswa, Presiden Soekarno menyerukan pembentukan Barisan Soekarno kepada para pendukungnya. Namun, hal ini belum mampu meredam suara rakyatnya. Pada tanggal 23 Februari 1966 kembali terjadi demonstrasi. Dalam demonsrasi tersebut, gugur seorang mahasiswa yang bernama Arif Rahman Hakim. Oleh para demonstran, Arif pun dijadikan Pahlawan Ampera.

Ketika terjadi demonsrasi, presiden Sukarno kemudian merombak kabinet Dwikora menjadi kabinet Dwikora yang Disempurnakan. Oleh mahasiswa, susunan kabinet yang baru ditentang karena terdapat banyak pendukung G 30 S/PKI yang duduk dalam kabinet.

Karenanya, mahasiswa memberikannya nama sebagai kabinet Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh). Kondisi perpolitikan Indonesia semakin kacau saja. Para mahasiswa yang masih sangat membenci PKI terus menuntut akan pembersihan pemerintahan dari segala atribut PKI.



Ketika berpidato di depan sidang kabinet pada tanggal 11 Maret 1966, presiden diberitahu oleh Brigjen Subur. Isinya bahwa di luar istana terdapat pasukan tak dikenal. Presiden Soekarno lalu merasa khawatir dengan kondisi yang semakin berpotensi untuk kacau. Kemudian, beliau segera meninggalkan sidang.

Presiden bersama Dr. Soebandrio dan Dr. Chaerul Saleh kemudian berlanjut menuju Istana Bogor. Tiga perwira tinggi TNI AD yaitu Mayjen Basuki Rahmat, Brigjen M. Yusuf, dan Brigjen Amir Mahmud menyusul presiden ke Istana Bogor.

Tujuannya, agar Presiden Soekarno tidak merasa terpencil. Selain itu, supaya yakin bahwa TNI AD bersedia mengatasi keadaan asal diberi kepercayaan penuh. Oleh karena itu, presiden memberi mandat kepada Letjen Soeharto untuk memulihkan keadaan dan kewibawaan pemerintah.

Mandat yang diberikan oleh Presiden Sukarno kepada Letjen Soeharto tersebut dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Keluarnya Supersemar dianggap sebagai tonggak lahirnya Orde Baru dan menyudahi pemerintahan Orde Lama.

Tidak ada komentar