Header Ads

test

Pantau Rusia Bahwa Peluncuran Rudal Bukti Ancaman Korut ke AS Bukan Gertakan


Moskow, GarasiNews - Anggota parlemen Rusia mengomentari peluncuran rudal Korut yang melintasi wilayah udara Jepang. Rusia menyebut peluncuran terbaru ini menunjukkan ancaman Korut untuk AS bukan gertakan belaka.

Pada Selasa (29/8) pagi waktu setempat, Korut menembakkan rudal balistik ke arah timur laut, atau tepatnya melintasi wilayah Jepang bagian utara. Rudal Korut itu mengudara sejauh 2.700 kilometer dan mencapai ketinggian 550 kilometer, sebelum jatuh ke perairan Pasifik dekat Hokkaido.

Rudal yang belum diketahui jenisnya ini menjadi rudal pertama yang berhasil melewati wilayah Jepang sejak tahun 1998. Peluncuran rudal ini juga disebut sebagai yang paling provokatif dari Korut.

"Sangat disayangkan, Pyongyang menunjukkan bahwa ancamannya untuk pangkalan militer AS di Guam, bukan gertakan," sebut Konstantin Kosachev selaku Ketua Komisi Urusan Internasional Majelis Tinggi Parlemen Rusia, Selasa (29/8/2017). 

Kosachev juga menyebut resolusi Dewan Keamanan PBB untuk program rudal Korut yang diloloskan bulan ini, telah gagal mencapai tujuannya. "Karena situasi telah menjadi menjadi konflik bilateral antara Korea Utara dengan Amerika Serikat," tegas Kosachev yang merupakan politikus senior di Rusia ini. 


Awal bulan ini, rezim Korut melontarkan ancaman untuk menyerang Guam dengan rudal balistiknya. Guam merupakan wilayah AS di Pasifik yang menjadi lokasi dua pangkalan militer AS. Terdapat sedikitnya 163 ribu warga sipil di Guam dan 6 ribu personel militer AS yang ditugaskan di pulau ini.

Secara tidak biasa, Korut bahkan membeberkan rencana serangannya ke publik. Korut mengklaim akan menembakkan empat rudal balistik jarak menengah ke Guam. Rudal-rudal itu disebut akan mengudara di atas wilayah Shimane, Hiroshima dan Koichi di Jepang. 

Rudal-rudal itu juga disebut akan mengudara sejauh 3.356,7 kilometer dalam waktu 1.065 detik atau 17 menit 45 detik. Ditegaskan Korut bahwa rudal-rudal itu akan mendarat di perairan berjarak 30-40 kilometer dari daratan utama Guam.

Ancaman itu memancing reaksi keras AS dan dunia. Namun di tengah ketegangan yang memuncak, pemimpin Korut Kim Jong-Un akhirnya memutuskan menunda serangan rudal ke Guam. Dia menyatakan ingin mengawasi 'tindakan bodoh' AS lebih lama, sebelum melancarkan serangan.



Tidak ada komentar